Entri yang Diunggulkan

kunci gitar dan lirik lagu bukti dari virgoun

  oke lek ini dia kunci gitar dari lagunya virgon yang mudah buat pemula silahkan dicoba lek tks....................... Intro:  A  E ...

Senin, 26 Februari 2018

Manajemen Konflik dan Pengambilan Keputusan

Manajemen Konflik dan Pengambilan Keputusan




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Konflik merupakan kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih menganggap ada perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber dan tindakan salahsatu pihak menghalangi, atau mencampuri atau dalam beberapa hal membuat tujuan pihak lain kurang berhasil.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

B.       Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian Konflik ?
2.         Apa sebab-Sebab Timbulnya Konflik ?
3.         Jenis-Jenis Konflik ?
4.         Kaitan kepemimpinan dan konflik ?
5.         Konflik dan manajemen keputusan ?

C.      Tujuan
1.         Untuk mengetahui Konflik Dan Sebab-Sebab Timbulnya Konflik
2.         Untuk mengetahui Jenis-Jenis Konflik
3.         Untuk mengetahui kaitan organisasi dan konflik
4.         Untuk mengetahui kaitan Kaitan kepemimpinan dan konflik


























BAB II
PEMBAHASAN

A.      Defenisi Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

Pengertian konflik menurut ahli yakni sebagai berikut:
1.        Menurut Wirawan, (2009), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2.        Menurut Berstein, (1965), konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang tidak dapat dicegah, konflik ini mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negatif dalam interaksi manusia.

Oleh karena konflik bersumber pada keinginan, maka perbedaan pendapat tidak selalu berarti konflik. Persaingan sangat erat hubungannya denga konflik karena dalam persaingan beberapa pihak menginginkan hal yang sama tetapi hanya satu yang mungkin mendapatkannya. Persaingan tidak sama dengan konflik namun mudah menjurus ke arah konflik, terutuma bila ada persaingan yang menggunakan cara-cara yang bertentengan dengan aturan yang disepakati. Permusuhan bukanlah konflik karena orang yang terlibat konflik bisa saja tidak memiliki rasa permusuhan. Sebaliknya orang yang saling bermusuhan bisa saja tidak berada dalam keadaan konflik. Konflik sendiri tidak selalu harus dihindari karena tidak selalu negatif akibatnya. Berbagai konflik yang ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan ditanggulangi) dapat berakibat positif bagi mereka yang terlibat maupun bagi organisasi.

B.       Sebab-Sebab Timbulnya Konflik
Beberapa faktor penyebab terjadinya konflik yakni sebagai berikut :
a.        Perbedaan persepsi
Perbedaan pola pandang tentang suatu hal bisa menimbulkan konflik karena masing-masing pribadi tetap bersih kuku dengan persepsinya. Konflik ini bisa terselesaikan bila masing-masing pribadi sepakat dengan satu arah, tujuan, dan bergabung kedalam tim.
b.        Ketidak harmonisan pemikiran
Ketidak selarasan dan keharmonisan pemikiran bisa memunculkan sebuah konflik karena perbedaan visi dan misi, tetapi mereka memiliki satu keinginan yang masing-masing ingin menonjolkan egonya.
c.        Egoisme (keakuan)
Semakin egois atau semakin tinggi tingkat keakuan seseorang semakin mudah pula konflik timbul dengan orang lain dimanapun dia berada.
d.       Persaingan
Keinginan untuk lebih dari yang lain, baik berupa kekuasaan, prestasi, atau popularitas dapat melahirkan persaingan yang selalu memunculkan konflik bila tidak disiasati dengan baik.
e.        Situasi dan kondisi yang mendukung konflik (perselisihan)
Situasi dan kondisi bisa menciptakan konflik bila didalam situasi itu telah muncul tindakan yang membakar keegoan. Orang itu disebut “provokator” karena niatnya untuk mewujudkan konflik demi kepentingannya.
f.         Perilaku sesorang
Perilaku kita atau orang lain yang mengarah pada hal yang bisa menimbulkan konflik itu bisa terjadi apabila perilaku itu menyinggung perasaan orang lain atau tidak tunduk pada aturan yang disepakati sebelumnya.
g.        Kurangnya komunikasi satu dengan yang lainnya.
Masalah komunikasi dapat menimbulkan konflik apabila tidak diarahkan dengan baik. Oleh karena itu, agar konflik tidak terjadi perlu dibangun model komunikasi yang dilandasi oleh rasa saling menghormati diantara semua pihak yang terlibat atau tergabung didalam suatu kegiatan.
h.        Terjadinya diskriminasi
Hal yang bisa menimbulkan konflik karena sikap dan perilaku seseorang terhadap orang lain tidak sama, baik atasan terhadap bawahan ataupun manajer dengan karyawannya.
i.          Kebencian
Kebencian yang telah muncul sebelum terjadinya konflik akan menyebabkan konflik itu semakin dalam dan berujung pada pertikaian.

C.      Jenis-Jenis Konflik
Menurut Hendro, (2011), ada tiga jenis-jenis konflik yaitu :
1.        Konflik di dalam hati dan pikiran atas proses pengambilan keputusan dari berbagai alternatif untuk dipilih satu alternatif terbaik dengan risiko minimal.
2.        Konflik dengan pihak lain yang harus segera diputuskan agar masalah tidak berlarut-larut dan bisa merugikan kedua bela pihak.
3.        Konflik terhadap sebuah keputusan dari beberapa alternatif. Apakah mengambil keputusan ya atau tidak, baik atau buruk, tepat atau tidak bagi tim.
Menurut Fahmi, Irham, (2016), ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1.        Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidak pastian tentang pekerjaan yang diharapkan untuk melaksanakannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2.        Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian. Konflik ini juga berasal dari adanya konflik antar peranan.
3.        Konflik antara individu dan kelompok, yang berhungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma-norma kelompok.
4.        Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan antar kelompok.
5.        Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dan sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga-harga lebih rendah , dan penggunaan sumber daya lebih efisien.

D.      Kepemimpinan dan Konflik
Pimpinan dalam konsep manajemen konflik memiliki pengaruh besar dalam mempengaruhi timbulnya konflik atau bahkan lebih jauh menyelesaikan konflik. Karena itu ada hubungan kuat dari seorang pempinan dalam usaha mempengaruhi menyelesaikan konflik. Yaitu membawa konflik dari negatif ke arah positif.
Namun jika konsep pimpinan itu adalah salah maka bisa menimbulkan dampak sebaliknya yaitu mampu membuat konflik itu sendiri menjadi lebih besar dan berbahaya. Oleh karena itu seorang pimpinan harus paham bagaimana mengelolah konflik, yaitu mengubah konflik menjadi motivasi yang mampu mempengaruhi peningkatan produktivitas perusahaan.
Menurut Erni, Tisnawati, (2005), “bahwa dampak hubungan strategi dan budaya dapat menimbulkan konflik jika individu-individu dalam organisasi kurang dapat beradaptasi, menempatkan diri pada posisinya, dan mementingkan kelompok dan golongannya.
Kemampuan adaptasi yang tinggi dan rendah memiliki hubungan kuat dalam mempengaruhi pembentukan intensitas konflik. Adaptasi yang rendah pada budaya organisasi menggambarkan dan melahirkan perbedaan persepsi. Konflik yang tinggi bisa mempengaruhi produktivitas yang di hasilkan, produktivitas yang tinggi juga harus didukung oleh kondisi kerja yang kondisif atau jauh dari konflik. Faktor-faktor yang dominan dapat mempengaruhi produktivitas organisasi adalah suasana kerja kondusif, perbaikan atau penggunaan alat-alat, dan teknik manajerial.

E.       Konflik Dan Manajemen Keputusan
Dasar Pengambilan Keputusan Manajemen
Manajemen membutuhkan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka. Sistem informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan inf untuk manajemen setiap tingkatan. Tiap2 kegiatan dan keputusan manajemen yg berbeda membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh kana itu untk dpt menyediakan informasi yg relevan dan berguna bagi manajemen, maka pengembang system informasi hrs memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya.
Tipe Kegiatan Manajemen
Kegiatan manajemen dihubungkan dengan tingkatannya didalam organisasi dibagi menjadi 3 bagian : Perencanaan strategic : merupakan kegiatan manajemen tingkat atas, sebagai proses evaluasi lingkungan luar organisasi, penerapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi-strategi. = Proses evaluasi lingkungan luar organisasi : Lingkungan luar dapat mempengaruhi jalannya organisasi, oleh karena itu manajemen tingkat atas hrs pandai mengevaluasinya, hrs dpt bereaksi thd kesempatan2 yg diberikan oleh lingkungan luar, misal produk baru, pasar baru. Selain itu manajemen tingkat atas hrs tanggap terhadap tekanan2 dari lingkungan luar yg merugikan organisasi dan sedapat mungkin mengubah tekanan menjadi kesempatan. = Penetapan tujuan adalah apa yg igin dicapai oleh organisasi berdasarkan visi yg dimiliki oleh manajemen. Misalnya tujuan perusahaan adalah dlm waktu 5 thn menjadi penjual terbesar didalam industri dgn menguasai 60% pasar. = Penentuan strategi : Manajemen tkt atas menentukan tindakan2 yg hrs dilakukan oleh organisasi dengan maksud untk mencapai tujuan2nya. Dengan strategi semua kemampuan yg berupa sumberdaya2 dikerahkan supaya tujuan organisasi dapat diraih. Pengendalian manajemen : system untuk meyakinkan bahwa organisasi telah menjalankan strategi yg sudah ditetapkan secara efektif dan efisien. Ini merupakan tingkatan taktik(tactical Level), yaitu bagaimana manajemen tingkat menengah menjalankan taktik supaya perencanaan strategi dapat dilakukan dengan berhasil. Taktik yg dijalankan biasanya bersifat jangka pendek ± 1 thn. Proses pengendalian manajemen terdiri dari : pembuatan program kerja, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, pelaporan dan analisis. Pengendalian operasi : Sistem untuk meyakinkan bahwa tiap-tiap tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini merupakan penerapan program yang telah ditetapkan di pengendalian manajemen.Pengendalian operasi dilakukan dibawah pedoman proses pengendalian manajemen dan difokuskan pada tugas2 tingkat bawah.
Tipe Keputusan Manajemen
Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi dalam 3 tipe : Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah. Co:/ keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tdk terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tdk terstruktur yg jarang terjadi. TIPE INFORMASI Sistem informasi sekarang peranannya tdk hanya sebagai pengumpul data dan mengolahnya menjadi informasi berupa laporan2 keuangan saja, tetapi mempunyai peranan yg lebih penting di dalam menyediakan informasi bagi manajemen untuk fungsi2 perencanaan, alokasi2 sumber daya, pengukuran dan pengendalian. Laporan2 dari sistem informasi memberikan informasi kepada manajemen mengenai permasalahan2 yg terjadi didalam organisasi untuk menjadi bukti yg berguna didalam menentukan tindakan yg diambil. Sistem informasi menyediakan 3 macam tipe informasi : Informasi pengumpulan data (Scorekeeping information) : informasi yang berupa akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan. Berguna bagi manajer bawah untuk mengevaluasi kinerja personil-personilnya. Informasi Pengarahan perhatian (attention directing information) : membantu manajemen memusatkan perhatian pada masalah-masalah yg menyimpang, ketidakberesan. Informasi ini membantu manajemen menengah untuk melihat penyimpangan2 yg terjadi. Informasi Pemecahan masalah (Problem Solving information) : informasi untuk membantu para manajer atas mengambil keputusan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Problem solving biasanya dihubungkan dgn keputusan yg tidak berulang-ulang serta situasi yg membutuhkan analisis yg dilakukan oleh manajemen tingkat atas.
Karakteristik Informasi
Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, maka manajemen membutuhkan informasi yg berguna. Untuk tiap2 tingkatan manajemen dengan kegiatan yg berbeda-beda, dibutuhkan informasi yg berbeda-beda pula, karakteristik informasi ini antara lain : Kepadatan Informasi : untuk manajemen tingkat bawah, karakteristik informasinya adalah terperinci(detail) dan kurang padat, krn terutama digunakan untuk pengendalian operasi. Sedang untuk manajemen yg lebih tinggi tingkatannya, mempunyai karakteristik informasi yg semakin tersaring(terfilter), lebih ringkas dan padat. Luas Informasi : manjemen bawah karakteristik inf. Adalah terfokus pada suatu masalah tertentu, krn digunakan oleh manajer bawah yg mempunyai tugas yg khusus. Untuk manajer tingkat tinggi, karakteristik inf yg semakin luas, karena manajemen atas berhubungan dengan masalah yg luas. Frekuensi informasi : Manajemen tingkat bawah frekuensi inf yg diterimanya adalah rutin, krn digunakan oleh manajer bawah yg mempunyai tugas yg terstruktur dgn pola yg berulang2 dari waktu ke waktu. Manajem tingkat tinggi, frekuensi informasinya adalah tidak rutin atau adhoc (mendadak), krn manajemen atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tdk terstruktur yg pola dan waktunya tdk jelas. Waktu Informasi : Manajemen tingkat bawah, inf yg dibutuhkan adalah if historis, krn digunakan oleh manajer bawah di dalam pengendalian operasi yg memeriksa tugas2 rutin yg sudah terjadi. Untuk manajemen tingkat tinggi, waktu inf lebih ke masa depan berupa inf prediksi krn digunakan untuk pengambilan keputusan strategik yg menyangkut nilai masa depan. Akses Informasi : Level bawah membutuhkan inf yg periodenya berulang2, sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem inf yg memberikan dalam bentuk laporan periodik. Dengan demikian akses inf tdk dapat secara on line, tetapi dapat secara off line. Sebaliknya untuk level lebib tinggi, periode inf yg dibutuhkan tdk jelas, sehingga manajer2 tingkat atas perlu disediakan akses on line untuk mengambil inf kapan pun mereka membutuhkan. Sumber Informasi : Karena manajemen tingkat bawah lebih berfokus pd pengendalian internal perusahaan, maka manajer2 tingkat bawah lebih membutuhkan inf dgn data yg bersumber dari internal perusahaan sendiri, tetapi manajer tingkat atas lebih berorientasi pada masalah perencanaan strategik yg berhubungan dengan lingkungan luar perusahaan, shg membutuhkan inf dgn data yg bersumber pd eksternal perusahaan.


Peran Manajemen
Menurut Henry Mintzberg Peran Interpersonal : peran hubungan personal dapat terdiri dari : = figur kepala (figur head) : manajer mewakili organisasi untuk kegiatan2 diluar organisasi. =pemimpin(leader) : manajer mengkoordinasi, mengendalikan, memotivasi, dan mendukung bawahan- bawahannya. = penghubung (liaison) : manajer menghubungkan personal2 di semua tingkatan manajemen. Peran Informational : peran dari manajer sebagai pusat syaraf (nerve center) organisasi untuk menerima informasi yg paling mutakhir dan sebagai penyebar ( disseminator) informasi keseluruh personal di organisasi. Peran informasi lainnya adalah manajer sebagai juru bicara (spokesman) untuk menjawab pertanyaan2 tentang informasi yg dimilikinya. Peran decisional : yang dilakukan oleh manajer adalah sebagai entreprenuer, sebagai orang yg menangani gangguan, sebagai orang yg mengalokasikan sumber2 dayaorganisasi, dan sebagai negosiator jika terjadi konflik di dalam organisasi.
Tahapan Pengambilan Keputusan
Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan : Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan permasalahan. Design : Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan masalah. Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif2 yg disediakan. Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.












BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Sebab-Sebab Timbulnya Konflik
a.       Perbedaan persepsi
b.      Ketidak harmonisan pemikiran
c.       Egoisme (keakuan)
d.      Persaingan
e.       Situasi dan kondisi yang mendukung konflik (perselisihan)
f.       Perilaku sesorang.
g.      Kurangnya komunikasi satu dengan yang lainnya.
h.      Terjadinya diskriminasi
i.        Kebencian

Jenis-Jenis Konflik
1.        Konflik di dalam hati dan pikiran atas proses pengambilan keputusan dari berbagai alternatif untuk dipilih satu alternatif terbaik dengan risiko minimal.
2.        Konflik dengan pihak lain yang harus segera diputuskan agar masalah tidak berlarut-larut dan bisa merugikan kedua bela pihak.
3.        Konflik terhadap sebuah keputusan dari beberapa alternatif. Apakah mengambil keputusan ya atau tidak, baik atau buruk, tepat atau tidak bagi tim.

Solusi Dalam Menyelesaikan Konflik
1.    Menghindar dari konflik dengan bersembunyi.
2.    Meraih keberhasilan dalam menyelesaikan konflik.
3.    Penyelesaian konflik dengan bernegosiasi (win-win solution).
4.    Penyelesaian konflik dengan pertimbangan jangka panjang dan demi kelangsungan tim atau organisasi.

B.       Saran
Janganlah sering membuat masalah-masalah yang akan menimbulkan konflik. Dan jika kamu ingin menyelesaikan sebuah konflik maka selesaikanlah dengan cara yang positif seperti, diantara salah satunya bernegosiasi. Karena itu semua merupakan cara selain dapat menyelesaikan konflik juga berdampak positif bagi kita semua


















DAFTAR PUSTAKA

Wirawan, (2009), Konflik dan Manajemen Konflik, penerbit Erlangga; Jakarta
Berstein, (1965), Teori Perilaku Keorganisasian, PT Buku Seru; Jakarta
Hendro, (2011), Dasar-Dasar Kewirausahaan, penerbit Erlangga; Jakarta
Fahmi, Irham ,(2016), Manajemen Pengambilan Keputusan, penerbit Alfabeta; Bandung
Erni, Tisnawati, (2005), Pengantar Manajemen, penerbit Kencana; Jakarta
Garry Dessler. 1989. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jilid 2, Jakarta : PT. Prehelinso
Hani Handoko. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya manusia. Yogyakarta : BPFE
Werther, W.B. Jr & Davis, K. 1996. Human Resource and Personel Management. USA: Mc Graw-Hill, Inc
Blanchard Ken, dan Paul Hersey, Manajemen Perilaku Organisasi; Pendayagunaan Sumber D
William P. Anthony, Pamela L. Perrewe, 1996, Strategic Human Resouce Management, The Dryden Press aya Manusia, Jakarta: Erlangga, 1986
Brown, L. Dave, 1984. Managing Conflict Among Groups, dalam Organizational Psychology, Herbert A. Simon (ed.), New Jersey: Prentice Hall Inc.,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar