BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pengambilan keputusan ialah proses
memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai
dengan situasi (Salusu, 1996: 47). Proses ini untuk menemukan dan menyeleseikan
masalah organisasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa mengambil keputusan
memerlukan satu seri tindakan, memerlukan beberapa langkah. Dapat saja
langkah-langkah tersebut terdapat dalam pikiran seseorang yang sekaligus
mengajaknya berfikir sistematis. Dalam dunia manajemen proses atau seri
tindakan itu lebih banyak tampak dalam kegiatan diskusi.
Kehidupan sehari-hari seorang
eksekutif, manajer, kepala, ketua, direktur, rektor, bupati, gubernur, menteri,
panglima, presiden, atau pejabat apapun, sesungguhnya adalah kehidupan yang
selalu bergumul dengan keputusan. Sering kali ia merasa hampa apabila dalam
satu hari tidak mengmbil suatu keputusan. Tidak menjadi soal apakah keputusan
itu benar atau mengandung kelemahan. Oleh sebab itu banyak manajer yang
berpendapat bahwa lebih baik membuat enam kesalahan dari sepuluh keputusan yang
ia buat daripada sama sekali tidak membuat keputusan. Bagi pejabat tersebut
yang paling penting timbul rasa kepuasan karena dapat mengmbil keputusan hari
itu.
Ilustrasi itu menggambarkan bahwa
pengambilan keputusan adalah aspek yang paling penting dalam aspek manajemen.
Keputusan merupakan kegiatan sentral dari manajemen, merupakan kunci
kepemimpinan, atau inti kepemimpinan (Siagian, 1988), sebagai suatu
karakteristik yang fundamental, sebagai jantung kegiatan administrasi
(Mitchell, 1978), suatu saat kritis bagi tindakan administrasi (Robins, 1978).
Bahkan Higgins (1979) melanjutkan bahwa pengambilan keputusan adalah kegiatan
yang paling penting dari semua kegiatan karena di dalamnya manajer terlibat.
Pada akhirnya, Robin Hughes dalam
prakatanya pada Decision Making berkesimpulan bahwa karena pengambilan
keputusan terjadi di semua bidang dan tingkat kegiatan serta pemikiran manusia,
maka tidaklah mengherankan apabila begitu banyak disiplin yang berusaha
mengabalisis dan membuat sistematika dari seluruh proses keputusan.
Pengambilan keputusan mempunyai arti
penting bagi maju mundurnya suatu organisasi, terutama karena masa depan suatu
organisasi banyak ditentukan oleh pengambilan keputusan sekarang. Pentinya
pengambilan keputusan dilihat dari segi kekuasaan untuk membuat keputusan,
yaitu mengikuti pola desentralisasi atau pola sentralisasi. Berbeda dengan hal
tersebut, beberapa ahli memberi perhatian pada pengambilan keputusan dari sudut
kehadirannya, yaitu adanya teori pengambilan keputusan administrasi, kita dapat
meramalkan tindakan-tindakan manajemen sehingga kita dapat menyempurnakan
efektifitas manajemen.
B. Rumusan
Masalah
- Jelaskan teknik pengambilan keputusan!
- Jelaskan analisi keputusan!
- Jelaskan mekanisme pengambilan keputusan.
- Jelaskan model pengambilan keputusan efektif dan organisasi melalui mekanisme penetapan tujuan!
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui teknik pengambilan keputusan!
2. Untuk
mengetahui analisi keputusan!
3. Untuk
mengetahui mekanisme pengambilan keputusan.
4. Untuk mengetahui
model pengambilan keputusan efektif dan organisasi melalui mekanisme penetapan
tujuan!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teknik-Teknik
Pengambilan Keputusan
Teknik-teknik Pengambilan Keputusan:
1.
Teknik Kreatif
a. Brainstorming.
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok
dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
b. Synectics.
Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan,
dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan
kelompok
2.
Teknik Partisipatif
Individu
individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
3.
Teknik Modern
a. Teknik
Delphi
Teknik atau
proses Delphi, pertama kali dikembangkan oleh N. C. Dalkey, Helmer, dan rekan
pada tahun 1950an dan 1960an dalam Rand Corporation, yang pada saat sekarang
terkenal sebagai suatu teknik untuk membantu pengambilan keputusan-keputusan
yang mengandung risiko dan ketidakpastian, misal forecasting jangka panjang.
Teknik Delphi termasuk ke dalam teknik pengambilan keputusan modern yang
merangsang kreativitas dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan gagasan
orang lain untuk mencapai Konsensus dalam pengambilan keputusan kelompok.
Teknik ini juga merupakan salah satu teknik peran serta dalam pengambilan
keputusan stratejik.
Teknik Delphi yang didasarkan pada
sebuah proses ter-struktur untuk mengumpulkan dan membawa pengetahuan
dari sekelompok ahli dengan cara serangkaian kuesioner maupun yang di-kontrol
dengan pendapat umpan balik (Adler dan Ziglio, 1996). Menurut Helmer
(1977) Delphi merupakan perangkat komunikasi yang berguna di antara sekelompok
ahli sehingga memudahkan pembentukan kelompok itu.
Teknik Delphi merupakan latihan
dalam kelompok komunikasi antara panel secara geografis ahli (Adler dan Ziglio,
1996) yang memungkinkan para ahli teknik sistematis untuk menangani masalah
kompleks dengan suatu tugas. Inti dari teknik ini cukup mudah, yaitu terdiri
dari serangkaian kuesioner dikirim baik lewat mail atau melalui sistem
komputerisasi, untuk pra-ahli yang dipilih grup. Kuesioner ini dirancang untuk
mendapat tanggapan dan pengembangan individu sebagai cara untuk menimbulkan
masalah yang nantinya akan diperbaiki oleh pra-ahli.
Partisipan untuk teknik Delphi tidak
saling kenal satu sama lain. Biasanya secara fisik berjauhan dan tidak saling
bertemu. Semua komunikasi antar partisipan dengan cara kuesioner dan umpan
balik dari pemantau seorang Staf.
b. Teknik
Kelompok Nominal
Teknik kelompok nominal (selanjutnya
dipakai singkatan TKN) adalah salah satu teknik peran serta dalam pengambilan
keputusan yang lebih jarang dipakai dibanding dengan teknik sumbang saran.
Teknik ini dikembangkan oleh Dellbecq dan Van de Ven pada tahun 1968 (Delbecq,
et all., 1975), dimaksudkan sebagai suatu cara untuk mengumpulkan pandangan dan
penilaian perorangan dalam suasana ketidakpastian dan ketidaksepakatan mengenai
inti persoalan suatu masalah, lalu mencari jalan penyelesaian yang terbaik.
Teknik kelompok nominal adalah
proses terstruktur ini mengharuskan anggota kelompok menulis gagasan/ide secara
perseorangan, kemudian melaporkannya kepada kelompok (Departemen dalam Negeri).
Teknik mengurangi adanya penyesuaian sementara memaksimalkan partisipasi.
Bentuk pembuatan keputusan ini adalah proses mengulangi pernyataan yang meminimisir
penyesuaian (conformity) dan menggerakkan peserta untuk mengambil keputusan
yang dapat mereka dukung.
Dalam buku Mind Tools: Essential
Skills for an Excellent Career oleh James Manktelow pada tahun 2003, berikut
adalah tujuh macam teknik pengambilan keputusan dari Manktelow, 2003 :
B.
Analisis Keputusan
1. Pareto
Analysis
Pareto
Analysis adalah teknik yang cukup sederhana karena teknik ini membantu kita
untuk menyelesaikan masalah yang penting untuk diselesaikan terlebih dahulu.
Teknik ini menggunakan prinsip Pareto yang ide utamanya adalah mengerjakan 20%
kerja dan menghasilkan 80% keuntungan dari seluruh pekerjaan . Langkah-langkah
dalam melakukan teknik Pareto Analysis :
a. Buatlah
daftar masalah yang sedang dihadapi atau pilihan-pilihan yang ada.
b. Jika
memiliki banyak masalah, kelompokkan sesuai besar kecilnya.
c. Berikan skor
yang tepat untuk masing-masing kelompok.
d. Selesaikan
kelompok yang mempunyai skor yang paling tinggi.
Pareto Analysis tidak hanya
menunjukkan masalah mana yang paling penting dan harus diselesaikan terlebih
dahulu. Hal ini juga menunjukkan kepada kita mengenai berat ringannya suatu
masalah.
2. Paired
Comparison Analysis
Paired
Comparison Analysis membantu kita memecahkan masalah yang relatif lebih penting
daripada yang lainnya. Teknik ini berguna, ketika kita tidak mempunyai
data-data yang objektif mengenai masalah yang sedang kita hadapi. Analisis ini
memudahkan kita untuk memilih masalah yang paling penting untuk diselesaikan
atau memilih solusi yang memberikan keuntungan paling besar.
Dalam
menggunakan teknik ini, bandingkan tiap pilihan yang ada dengan pilihan lain,
satu per satu. Untuk setiap perbandingan tentukan dua pilihan yang paling
penting. Lalu berikan skor yang menunjukkan seberapa penting pilihan tersebut.
Setelah itu, kita bisa menggabungkan semua perbandingan diatas sehingga tiap
pilihan memiliki derajat kepentingan. Langkah-langkah dalam melakukan Paired
Comparison Analysis :
a.
Buatlah daftar mengenai hal apa yang akan
dibandingkan. Berikan huruf untuk tiap pilihan.
b.
Buat tabel dengan model baris dan kolom.
c.
Hitamkan bagian tabel dimana kita akan membandingkan
dua hal yang sama. Biasanya terdapat di diagonal dari tabel tersebut.
d.
Hitamkan juga bagian tabel dimana kita akan menemui
perbandingan mengenai hal yang sama pada bagian yang lain. Biasanya bagian ini
berada di bawah garis diagonal.
e.
Pada bagian yang tersisa, bandingkan pilihan yang ada
pada baris dengan pilihan yang ada pada kolom. Untuk tiap sel putuskan hal mana
yang lebih penting.
f.
Tandai dengan huruf untuk pilihan yang lebih penting
dalam tiap sel-nya. Serta berikan nilai pada perbedaan tingkatan kepentingannya
yang berkisar antara 0 (tidak ada perbedaan) sampai 3 (sangat berbeda).
g.
Terakhir, gabungkan hasilnya dengan menjumlahkan nilai
total untuk setiap pilihan. Kita dapat juga merubah nilai tersebut ke dalam
bentuk
3. Decision
Trees
Decision
Trees merupakan salah satu teknik yang akan membantu kita untuk memilih berapa
jalan untuk bertindak. Teknik ini memberi kita struktur yang mempunyai tingkat
efektifitas tinggi. Teknik ini memudahkan kita untuk menyusun pilihan-pilihan
yang ada dan sekaligus kita dapat melihat outcome yang mungkin akan didapatkan
apabila kita mengambil pilihan tersebut. Selain itu dengan teknik ini kita
dapat melihat apa yang nantinya akan menjadi keuntungan dan kerugian dari
apabila kita mengambil suatu pilihan tertentu. Langkah-langkah dalam menggambar
Decision Trees :
a.
Mulai Decision Trees dengan membuat keputusan yang
perlu dibuat. Gambar persegi kecil untuk menunjukkan keputusan tersebut.
Gambarlah persegi tersebut di sebelah kiri dari satu lembar kertas yang cukup
lebar.
b.
Dari kotak tersebut, gambarkan garis ke arah kanan.
Sepanjang garis ini dituliskan solusi yang kiranya mungkin untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Biarkan garis tersebut sepanjang mungkin, sehingga kita bisa
memperluas ide kita.
c.
Ujung setiap garis tersebut dianggap sebagai hasilnya.
Apabila hasil dari pengambilan keputusan tersebut kurang meyakinkan, maka
gambarkan lingkaran kecil di ujungnya. Namun apabila hasilnya merupakan
keputusan lain yang perlu kita buat, maka gambarkan persegi lagi. Persegi
disini menggambarkan sebuah keputusan, dan lingkaran menggambarkan hasil atau
outcome yang kurang meyakinkan. Tuliskan keputusan dan faktor-faktor tersebut
diatas persegi ataupun lingkaran tadi.
d.
Awali dari persegi keputusan yang baru pada diagram,
gambarkan garis yang merepresentasikan pilihan yang akan diambil. Dari
lingkaran, gambarkan garis yang merepresentasikan hasil yang memungkinkan.
Tuliskan lagi keterangan pada garis tersebut mengenai apa yang dimaksudkan.
Lanjutkan mengerjakan hal tersebut hingga akan ada banyak hasil dan keputusan
yang mungkin diambil.
4. PMI
PMI
merupakan kepanjangan dari “Plus/Minus/Implications”. Teknik ini adalah sebuah
teknik pengambilan keputusan yang penting. Ketika kita telah memilih sebuah
tindakan, kita harus mengamati perkembangan situasi. Mungkin, ada kalanya,
tidak melakukan apa-apa merupakan keputusan terbaik yang ada. Langkah-langkah
dalam melakukan teknik PMI :
a.
Gambarkan tabel dengan bagian paling atas tabel
bertuliskan “Plus”, “Minus”, dan “Implications”. Pada kolom di bawah “Plus”
tuliskan apa saja hal positif yang akan didapatkan ketika mengambil keputusan
tersebut. Pada kolom di bawah “Minus” tuliskan apa saja hal negatif yang akan
didapatkan ketika mengambil keputusan tersebut. Sedangkan pada kolom
“Implications” tuliskan apa saja yang menjadi dampak dan hasil yang
memungkinkan dari pengambilan keputusan tersebut, baik positif maupun negatif.
b.
Apabila keputusan masih belum bisa diambil, maka kita
bisa memberikan penilaian untuk menunjukkan seberapa pentingnya item tersebut.
Berikan skor yang tepat untuk masing-masing pilihan. Penilaian yang diberikan
merupakan penilaian yang cukup subjektif.
c.
Bila telah selesai memberikan penilaian jumlahkan skor
yang didapatkan pada kolom “Plus”, “Minus” dan “Implications”. Nilai
positif yang tinggi menunjukkan tindakan yang seharusnya diambil, namun apabila
nilai negatif yang tinggi menunjukkan bahwa tindakan tersebut sebaiknya
dihindari.
5. Force Field
Analysis
Analisa ini
merupakan suatu metode yang cukup efektif untuk melihat faktor-faktor apa saja
yang kiranya mendukung ataupun bertolak belakang dengan rencana yang kita
ambil. Apabila kita telah mengambil suatu keputusan, maka analisa ini bisa kita
gunakan untuk mengidentifikasi perubahan yang akan kita buat untuk mendapatkan
hasik yang lebih baik. Langkah-langkah dalam melakukan teknik Force Field
Analysis :
a.
Buatlah daftar mengenai hal-hal apa saja yang
mendukung perubahan tersebut dalam satu kolom, dan daftar mengenai apa saja
yang melawan atau bertolak belakang dengan perubahan tersebut di kolom yang
lainnya.
b.
Berikan penilaian untuk masing-masing daftar tersebut,
dari nilai 1 (lemah) hingga 5 (kuat).
c.
Gambarkan diagram yang menunjukkan kekuatan untuk
mendukung dan melawan perubahan tersebut.
6. Six
Thingking Hats
Analisis ini
merupakan analisis yang baik untuk melihat efek dari keputusan yang diambil
dari berbagai sisi. Teknik yang dikemukakan oleh Edward de Bono ini memaksa
kita untuk keluar dari cara kita berpikir yang biasa dan membantu kita untuk
mendapatkan suatu situasi yang lebih pasti.
Dalam teknik
ini kita diminta untuk melihat masalah dengan memakai enam topi dengan warna
yang berbeda. Pada tiap-tiap warna dari topi tersebut mempunyai ketentuannya
masing-masing. Enam warna topi tersebut antara lain :
a.
White Hat
Pada topi
warna putih ini kita diminta untuk fokus pada data-data yang telah tersedia.
Kita diminta untuk melihat informasi yang kita punyai dan bagaimana kita
mempelajarinya. Disini kita diminta untuk menganalisis tren-tren yang telah
lalu dan memperhitungkan bagaimana nantinya.
b.
Red Hat
“Memakai”
topi merah kita diminta untuk melihat masalah menggunakan intuisi, emosi dan
perasaan kita. Selain itu juga mencoba untuk berpikir bagaimana apabila orang
lain bereaksi secara emosional. Mencoba untuk mengerti bagaimana respon yang
individu lain yang tidak sepenuhnya mengerti mengenai alasan kita.
c.
Black Hat
Menggunakan topi
hitam ini, kita diminta untuk melihat hal-hal buruk dari suatu keputusan yang
diambil. Hal ini ditujukan agar kita lebih berhati-hati dan mampu
mempertahankan diri.
d.
Yellow Hat
Topi kuning
membantu kita untuk berpikir secara positif. Dengan topi ini kita diminta untuk
melihat keuntungan yang akan didapatkan dari suatu keputusan. Topi kuning ini
membantu kita untuk terus berjalan walau keadaan sedang buruk dan sulit.
e.
Green Hat
Green Hat
mengajak kita untuk berpikir lebih kreatif. Dimana kita dapat mengembangkan
solusi-solusi yang kreatif untuk suatu masalah. Disini kita diminta untuk
mencari apakah ada cara alain yang lebih bagus.
f.
Blue Hat
Blue Hat
mengajarkan kita untuk melihat bagaimana proses yang sedang berjalan. Pada
bagian ini kita diajak untuk melihat apa yang akan kita lakukan selanjutnya.
Disini kita diminta untuk melakukan pengecekan semua proses dan hasil yang di
dapatkan.
7. Cost/Benefit
Analysis
Analisis ini
merupakan analisis yang cukup simpel. Seperti yang namanya, dalam menggunakan
analisis ini kita diminta untuk menjumlahkan semua nilai dari keuntungan yang
diperoleh kemudian menguranginya dengan biaya-biaya yang lain.
Untuk
menggunakan analisis ini, pertama tentukan seberapa banyak biaya yang akan
dipakai untuk melakukan suatu perubahan. Kemudian hitung berapa keuntungan yang
akan didapatkan dari itu semua. Dimana biaya dan keuntungan akan dibayarkan
atau didapatkan sepanjang waktu. Rencanakan waktu dengan tepat sehingga semua
biaya yang digunakan untuk melakukan perubahan bisa tergantikan dengan tepat
sehingga semua biaya yang digunakan untuk melakukan perubahan bisa tergantikan
dengan keuntungan yang diperoleh.
C. Mekanisme Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan yaitu serangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam menyelesaikan
suatu masalah, pengambilan keputusan merupakan bagian terpenting yang
dihubungkan dalam melaksanakan suatu perencanaan, ada beberapa hal yamg perlu
diperhatikan dalam mengambil keputusan:
1.
Pemahaman
dan Perumusan Masalah
Dalam mengambil keputusan kita harus menemukan masalah apa yang sebenarnya terjadi dan bagaiman cara untuk memecahkan masalah tersebut.
2.
Pengumpulan
Analisa Data Yang Relevan
Setelah menemukan masalah apa yang terjadi, kemudian menentukan rumusan
yang tepat untuk menyelesaikannya berdasarkan data yang relevan.
3.
Pemilihan
Alternatif Terbaik
Dari data yang telah didapat kita dapat memutuskan, kita dapat memilih
alternatif yang paling baik. Untuk menyelesaikan suatu masalah.
4.
Implementasi
Keputusan
Melaksanakan keputusan yang telah diambil dan bertanggung jawab
melaksanakan, dengan memperhatikan resiko dan ketidak pastian terhadap keputusan yang diambil.
5.
Evaluasi
Implementasi yang telah diambil harus selalu dimonitor secara terus
menerus, apakah berjalan lancar dan memberikan hasil yang diharapkan atau
tidak.
D. Model Pengambilan Keputusan Efektif dan Organisasi
Melalui Mekanisme Penetapan Tujuan
1.
A. Model
Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Kepastian (Certainty). Menggambarkan bahwa
setiap rangkaian keputusan (kegiatan) hanya mempunyai satu hasil (pay off
tunggal). Model ini disebut juga Model Kepastian/ Deterministik.
2.
B. Model
Pengambilan Keputusan dalam kondisi Berisiko (Risk). Menggambarkan bahwa setiap
rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah kemungkinan hasil dan
masing-masing kemungkinan hasil probabilitasnya dapat diperhitungakan atau
dapat diketahui. Model Keputusan dengan Risiko ini disebut juga Model
Stokastik.
3.
C. Model
Pengambilan Keputusan dengan Ketidakpastian (Uncertainty). Menggambarkan bahwa
setiap rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah kemungkinan hasil dan
masing-masing kemungkinan hasil probabilitasnya tidak dapat
diketahui/ditentukan. Model Keputusan dengan kondisi seperti ini adalah situasi
yang paling sulit untuk pengambilan keputusan. (Kondisi yang penuh
ketidakpastian ini relevan dengan apa yang dipelajari dalam Game Theory)
4.
Pendekatan-pendekatan
yang digunakan seorang manajer untuk mengambil keputusan biasanya berupa salah
satu dari 3 jenis ini, yaitu model klasik, model administrative atau model
politik.
Model Klasik
Model klasik
dalam pengambilan keputusan didasarkan pada asumsi ekonomi rasional dan keyakinan manajer
tentang seperti apakah seharusnya keputusan yang ideal itu. Empat asumsi yang
menggaris bawahi model ini adalah sebagai berikut :
1.
Pembuat keputusan beroperasi untuk mencapai tujuan
yang diketahui dan disepakati.
2.
Keputusan pembuat berusaha untuk kondisi kepastian.
Semua alternatif dihitung.
3.
Kriteria untuk mengevaluasi alternatif diketahui.
4.
Pembuat keputusan rasional dan menggunakan logika
untuk memberikan nilai. Mencoba untuk memaksimalkan tujuan organisasi.
Model
Administratif
Model
Aministratif merupakan sebuah model dalam pengambilan keputusan yang
menggambarkan bagaimana manajer sebenarnya membuat keputusan dalam situasi yang
dicirikan dengan keputusan yang tidak terprogram, ketidakpastian, dan
ambiguitas. Model administrative mengenali keterbatasan yang dimiliki manusia
dan lingkungan yang mempengaruhi tingkat rasionalitas manajer dalam mengambil
keputusan. Model Administratif dalam pengambilan keputusannya terdapat 2 konsep
yang dapat berperan dalam pembentukannya yaitu :
·
Rasionalitas yang terbatas berarti bahwa manusia
memilikki keterbatasan atau batas-batas dalam kemampuannya untuk berpikir
rasional.
·
Pemuasan berarti bahwa seorang pengambil keputusan
memilih alternative solusi pertama yang dapat memuaskan kriteria minimal dalam
membuat sebuah keputusan yang baik.
·
Intuisi merupakan aspek lain dari pengambilan
keputusan dengan model administrative. Intuisi adalah pemahaman yang cepat
terhadap situasi genting berdasarkan pengalaman di masa lalu tetapi tanpa
pemikiran yang sadar.
Dalam model
administrative asumsi-asumsi ini berfokus pada factor-faktor di organisasi yang
mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakuan oleh individu. Asumsi tersebut
yaitu:
1.
Tujuan dari pengambilan keputusan sering kali tidak
jelas, bertentangan, dan kurang adanya konsensus di antara para manajer.
2.
Prosedur rasional tidak selalu digunakan
3.
Pencarian untuk alternatif terbatas karena manusia,
informasi dan keterbatasan sumber daya.
4.
Sebagian besar manajer akhirnya melakukan pemuasan
daripada mencari solusi yang paling baik
Model
Politik
Model poltik
ini sangat berguna dalam pengambilan keputusan yang tidak terprogram ketika
situasi-situasinya tidak jelas, informasinya terbatas, dan adanya konflik
antara manajer tentang tujuan yang akan dicapai atau tindakan apa yang akan dilakukan.model
politik dimulai dengan empat asumsi dasar, yaitu :
1.
Organisasi terdiri dari beragam kepentingan
2.
Informasi ambigu dan tidak lengkap
3.
Manajer tidak memiliki sumber daya untuk
mengidentifikasi semua dimensi masalah
4.
Manajer terlibat dalam mendorong dan menarik
perdebatan untuk menentukan tujuan dan alternatif
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengambilan
keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa
alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu
cara pemecahan masalah.
Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah
memiliki fungsi antara lain sebagai pangkal permulaan dari semua aktivitas
manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secar kelompok,
baik secara institusionalnya maupun secara organisasional. Dasar pengambilan
keputusan itu bermacam- macam tergantung dari permasalahannya. Secara garis
besarnya proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga tahap yaitu penemuan
masalah, pemecahan masalah, pengambilan keputusan. Dalam menghadapi masalah,
hendaknya merici terlebih dahulu permasalahannya dengan cermat. Dari masalah
yang dirinci kemudian disusun manalah yang bulat dan menyeluruh. Dunn
memberikan memberikan pendapat bahwa penyusunan masalah secara bulat melalui
tiga tahap. Pertama, mengadakan konseptualisasi permasalahannya. Kedua,
mengadakan spesifikasi permasalahan dan ketiga berusaha memehami
permasalahan secara keseluruhan.
B. Saran
Untuk
melakukan pengambilan keputusan yang efektif dalam suatu organisasi hendaknya
kita menguasai tehnik pengambilan keputusan, menganalisa dengan sistematis
(SWOT), untuk itu hendaknya seorang manajer harus senantiasa mengembangkan
dirinya terus menerus, menambah dan memperluas pengetahuan serta bersikap
rasionalitas yang baik dan menghilangkan perasaan bersalah. Perlunya berlatih
membuat keputusan-keputusan dari masalah-maslah kecil, sehingga terbiasa
membuat keputusan – keputusan yang efektif sehingga l benar-benar keputusan
yang terbaik bagi organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, I.
2002. Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Higin, J.
1979. Organization Policy and Strategik Management: Text and Cases. Illinois:
The Dryden Press.
Mitchell, T.
1978. People in Organization: Understanding Their Behavior. New York: McGraw-Hill.
Robbins, S. The
Administrative Process. New Delhi: Hall of India.
Salusu, J.
1966. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi
Nonprofit. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Siagian, S.
1988. Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta: Haji Masagung.
Syamsi, I.
1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta: Bina Aksara.
Syamsi, I.
2000. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahab, Abdul
Aziz. 2008. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar